CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 13 April 2012

Laporan Pulveres

BAB I
PENDAHULUAN

1. Maksud Praktikum
    Adapun maksud dari praktikum farmasetika dasar ini yaitu :
a.    Agar dapat mengetahui proses pembuatan sediaan serbuk bagi atau pulveres.
b.    Agar dapat terampil mengerjakan resep-resep sediaan pulveres

2. Tujuan Praktikum
    Adapun tujuan kegiatan praktikum ini yaitu :
a.    Dapat membuat sediaan pulveres dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip kerja.
b.    Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing obat, efek samping, dan memberikan informasi kepada pasien




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, serbuk adalah campuran bahan kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Serbuk terbagi menjadi dua bagian yaitu serbuk bagi dan serbuk tabur.
    Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang cocok.
 Sedangkan serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk bebas dari butiran kasar. (Anonim, 1979)
Pada pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50 derajat celcius. Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok. Setelah itu serbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus sesuai dengan yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk. (Anief, 2004).
Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi. Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus cermat, dan dibawah ini disusun beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan :
1.    Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding mortir.
2.    Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu serbuk yang BJ-nya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih rendah dan diaduk.
3.    Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus, hal ini untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.
4.    Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas.
5.    Sering dalam resep serbuk obat ditambah dengan tablet, jika tersedia zat aktif yang ada dalam tablet maka sebaiknya diganti zat aktifnya yang sesuai, bila tidak, tablet digerus dahulu, diayak lalu dicampur dengan serbuk lain. (Anief, 2004)
Didalam membuat sedian pulveres terdapat keuntungan-keuntungan yaitu :
1.    Dapat menentukan macam-macam obat dengan leluasa dan dengan dosis yang tepat untuk penderita.
2.    Dalam bentuk serbuk dapat diharapkan lebih stabil dibandingkan dalam bentuk sediaan cair.
3.    Jumlah volume obat yang lebih peraktis atau sukar diberikan dalam bentuk lain, dapat diberikan dalam bentuk pulvis (serbuk).
4.    Obat lebih mudah terbagi dalam lambung dibandingkan dalam bentuk sediaan padat lain. Selain itu juga dapat lebih cepat dan sempurna kerja, serta kurang mengiritasi lambung.
Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan, termasuk keengganan meminum obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan menahan terurainya bahan-bahan higroskopis, mudah mencair atau menguap yang dikandungnya dalam waktu serta biaya yang dibutuhkan pada pengolahan dan pembungkusannya dalam keseragaman dosis tunggal. Untuk mencapai efisiensi yang tinggi, serbuk harus merupakan adonan yang homogen dari seluruh komponennnya dan harus sempurna ukuran partikelnya. (Anonim, 1995)




BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

I. Resep Asli
    R/ Asetosal tab V
II. Kelengkapan Resep
-    Paraf dokter tidak tertera
-    Alamat pasien tidak tertera
III. Penggolongan Obat
O : -
G : -
W: -
 B : Asetosal (Haryanto, 2004)
IV. Komposisi Bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :
Asetosal     :1 tab. =500 mg (Haryanto, 2004)
5 tab. = 5 x 500 mg = 2500 mg
        1 bks = 2500 mg/10 bks = 250 mg
V. Uraian Bahan
1. Asetosal
a. Sinonim     : Acidum Acetylsalicylicum, Asam Asetilsalisilat  (anonim, 43)
    b. Khasiat    : Analgetikum; Antipiretikum
c. Pemerian    : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau  hampir tidak berbau; rasa asam
d. Dosis    : DMD :1x = 1 g
     1hr = 8 g
  DLD : 1x = 500 mg – 1 g
     1hr = 1,5 g – 3 g (Anonim, 1979)
  DLA : 1x = 30 mg – 40 mg/thn
 1hr = 90 mg – 160 mg/thn (Anonim, 1979)
2. Carminum
a. Sinonim    : Karmin
b.     Khasiat    : Bahan tambahan, pewarna
c. Pemerian    : Serbuk/massa hablur, keras,merah, tidak berbau, dan rasa
  sedikit manis; stabil di udara, tetapi tidak mudah menyerap bau. (Martindale edisi 32 hal. 1000 edited by Kathlean parfit Bsc,Frpharm. S)
3. Lactosa
      a. Sinonim    : Lactosum,sacchrum Lactis    (Anonim, 1979)
      b. Khasiat    : Zat Tambahan, pemanis
      c. Pemerian        : Serbuk Hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis
VI. Perhitungan Dosis
1.    Asetosal
DMD :1x = 1 g
       1hr = 8 g
DLD : 1x = 500 mg – 1 g
    1hr = 1,5 g – 3 g
DLA : 1x   = 30 mg x 11 th = 330 mg
        40 mg x 11 th = 440 mg
    1hr = 90 mg x 11 th = 990 mg
        160 mg x 11 th = 1760 mg
DMA : 1x = n/20 x DM            1hr = n/20 x DM
          = 11/20 x 1                   = 11/20 x 8       
          = 0,55 g =550 mg              = 4,4 g = 4400 mg
Dosis dalam resep :
1x : 500mg x 5/10 bks = 250 mg
1hr : 3 x 250 mg = 750 mg
Kesimpulan : Dosis asetosal subterapi
Rekomendasi : Dosis asetosal ditingkatkan(sesuai DL) menjadi :
    1x : 1 x 350 mg = 350 mg
    1hr : 3 x 350 mg = 1050 mg

VII. Penimbangan :
1. Asetosal : 350 mg x 10 = 3500 mg (1 tab. = 500 mg)
             3500mg/ 500mg = 7 tab.
2. Carmin : 30 mg
    Pengenceran :
    Ditimbang carmin : 50 mg
    SL                 : 450 mg  +
                500 mg
    Carmin yang diambil : 30 mg/50 mg x 500 mg = 300 mg
3. SL    : [5000-(3500+300)] = 1200 mg
VIII. Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan
3.    Digerus asetosal hingga halus dan homogen, disisihkan.
4.    Dilakukan pengenceran karmin dengan sacharum lactis, digerus hingga homogen, lalu ditimbang, diambil yang diperlukan,dan sisanya dibungkus
5.    Dicampur campuran (3) dan (4) digerus hingga homogen, dan ditambahkan SL sedikit-sedikit.
6.    Dibagi serbuk menjadi 2 bagian yang sama dengan penimbangan, masing-masing dibagi menjadi 5 bagian yang sama. Dibungkus dengan kertas perkamen.
7.    Dikemas dan diberi etiket putih

XI. Penandaan
Etiket putih



X. Edukasi
1. Obat ini berkhasiat untuk penghilang rasa nyeri dan penurun panas
2. Obat ini diminum 3 x sehari 1 bungkus, pada pagi, siang , dan malam hari
3. Obat di simpan di tempat yang sejuk dan kering
4. Efek samping : terjadi iritasi mukosa lambung, keringat berlebihan (Hoan   Tjay,  2003)
5. Hentikan penggunaan obat jika jantung berdebar-debar





Resep 2

I. Resep Asli
R/ Asetaminophen     5   
       Efedrin HCl        2,5   
II. Kelengkapan Resep
-    Paraf dokter tidak tertera
-    Alamat pasien tidak tertera
III. Penggolongan Obat
    O : -
    G : -
W: Efedrin HCl (Haryanto, 2007)
B : Asetaminophen (Haryanto, 2007)
IV. Komposisi Bahan
    Tiap 1 bungkus mengandung :
        Asetaminophen    0,5
        Efedrin HCl        0,25
V. Uraian Bahan
    1. Asetaminophen
a.    Sinonim    : Parasetamol (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Analgetikum ; Antipiretikum
c.    Pemerian    : Hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau; rasa pahit
    d.   Dosis    : DM = - 1x     : -
                    - 1 hari : 4 g
DL = - 1x     : 100 mg – 200 mg
    - 1 hari : 400 mg – 800mg (Anonim, 1979)
2. Efedrin HCl
a.    Sinonim     : Ephedrini hydrochloridum (Anonim, 1979)
b.    Khasiat     : Simpatomimetikum
c.    Pemerian    : Hablur putih atau serbuk putih halus; tidak berbau; rasa  pahit
d.    Dosis    : DM = - 1x    : 50 mg
- 1 hari    :150 mg
DL = - 1x    :10 mg – 30 mg
    - 1 hari    : 30 mg – 100 mg (Anonim, 1979)
3. Carminum
a.    Sinonim    : Karmin
b.    Khasiat    : Bahan tambahan, pewarna
c.    Pemerian    : Serbuk/massa hablur, keras, merah, tidak berbau, dan rasa
  sedikit manis; stabil di udara, tetapi tidak mudah menyerap bau.(Martindale edisi 32 hal. 1000 edited by Kathlean parfit Bsc,Frpharm. S)
4. Lactosa
      a. Sinonim    : Lactosum, sacchrum Lactis (Anonim, 1979)   
      b. Khasiat    : Bahan tambahan, pemanis
      c. Pemerian        : Serbuk Hablur; putih; tidak berbau;rasa agak manis

VI. Perhitungan Dosis
1.    Asetaminophen
DM = 1x  : -
           1 hr : 4 g
DL =  1x   : 100 mg – 200 mg
     1 hr : 400 mg – 800mg
DMA     : 1 hr    = n/20 x DM            1x = 1,8/3
            = 9/20 x 4                 = 0,6 g
        = 1,8 g
    Dosis asetaminophen dalam resep :
    1x      = 5/10 = 0,5 g = 500 mg
    1 hr  = 3 x 0,5 = 1,5 g = 1500 mg
    Kesimpulan : Dosis asetaminophen terapi
2.    Efedrin HCl
DM = 1x    : 50 mg
 1 hr    : 150 mg
DL = 1x    : 10 mg – 30 mg
1 hr   : 30 mg – 100 mg
DLA    : 1x    = -
          1hari  = 0,8 mg/kg – 1,6 mg/kg
BB ank laki-laki 9thn = 22kg (Haryanto, 2007)
DLA    : 1hr =  0,8 mg x 22 kg = 17,6 mg
            1,6 mg x 22 kg = 352 kg
          1x  =  17,6/4 = 4,4 mg
            352/4 = 88 mg
    DMA    : 1x = n/20 x DM            1hr = n/20 x DM
     = 9/20 x 50 mg                    = 9/20 x 150 mg
     = 22,5 mg                        = 67,5 mg

Dosis dalam resep :
1x  = 2500 mg/10 bks = 250 mg
1hr = 3 x 250 mg = 750 mg
Kesimpulan  : Dosis efedrin HCl overdosis(OD)
Rekomendasi : Dosis efedrin HCl diturunkan menjadi :
1x   = 1 x 10 mg = 10 mg
    1hr = 3 x 10 mg = 30 mg
VII. Penimbangan
    1. Asetaminophen    : 0,5 g x 10 =5 g
    2. Efedrin HCl        : 10 mg x 10 =100mg = 0,1 g
    1 tab. Efedrin HCl : 25 mg =100 mg/25 mg = 4 tab. =  530 mg
    3. Karmin            : 30 mg
    Pengenceran :
    Karmin : 50 mg
    SL         : 450 mg  +
        500 mg
    Karmin yang diambil : 30 mg/50 mg x 500 mg = 300 mg
    4. SL             : [(10 x 600)-(5000+530 mg+300 mg)]
                : 6000 – 5830
                : 170 mg
VIII. Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan
3.    Digerus asetaminophen hingga halus dan homogen, disisihkan
4.    Dilakukan pengenceran karmin dengan sacharum lactis, digerus hingga homogen, lalu ditimbang, diambil yang diperlukan, dan sisanya dibungkus
5.    Digerus efedrin HCl hingga halus dan homogen, ditambahkan sedikit-sedikit asetaminophen
6.    Dicampur campuran (4) dan (5) digerus halus hingga homogen  dan ditambahkan sedikit-sedikit SL.
7.    Dibagi serbuk menjadi 2 bagian yang sama dengan penimbangan, masing-masing dibagi menjadi 5 bagian yang sama, dibungkus dengan kertas perkamen.
8.    Dikemas dan diberi etiket putih
XI. Penandaan
    Etiket putih


X. Edukasi(informasi kepada pasien)
1.    Obat ini berkhasiat penghilang rasa nyeri,penurun panas, dan asma bronkodilator
2.    Obat ini diminum 3 x sehari 1 bungkus, pada pagi, siang, dan malam
3.    Obat di simpan di tempat sejuk dan kering
4.    Efek samping : jika digunakan terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan hati



BAB IV
PEMBAHASAN
Resep 1
              Pada pembuatan resep serbuk bagi pertama ini, obat ini berfungsi sebagai obat penghilang rasa nyeri, dan obat penurun panas. Yang digunakan 3 x sehari 1 bungkus jika diperlukan atau saat demam kambuh. Obat ini harus diminum sesudah makan karena obat tidak dapat bekerja optimal jika lambung dalam keadaan kosong. Pada  resep pertama ini terkandung dua zat penyusun, yaitu zat aktif dan zat tambahan.
1. Zat aktif yang terkandung pada obat ini yaitu :
a.    Acetosal
Mempunyai khasiat sebagai analgetikum dan antipiretikum. Analgetikum yaitu menghilangkan rasa nyeri, sedangkan antipiretikum yaitu menurunkan suhu badan. Dalam perhitungan dosis, dosis dalam resep asetosal subterapi karena dibawah dosis lazim anak sehingga dosis harus ditingkatkan sesuai dosis lazim anak
2. Zat tambahan yang terkandung pada obat ini yaitu :
a.    Lactosa
Mempunyai fungsi sebagai zat tambahan yaitu sebagai pemanis, karena zat aktif yang digunakan memiliki rasa asam sehingga harus dibuat manis agar pasien yang tergolong anak-anak mudah untuk mengkonsumsi obat ini.

b.    Karmin
Mempunyai fungsi sebagai zat tambahan yaitu zat pewarna, karena zat aktif berupa serbuk tidak berwarna atau serbuk hablur putih sehingga diberi pewarna agar pasien tertarik untuk mengkonsumsinya.
    Dalam pelaksanaan resep kesatu ini yang pertama-tama dilakukan adalah menyiapkan alat yang diperlukan yaitu mortir, stemper, serbet,sendok tanduk, kantong klip,sudip, kertas perkamen, timbangan beserta anak timbangan, dan etiket.. Kemudian diambil bahan-bahan yang diperlukan dan dilakukan penimbangan sesuai perhitungan. Setelah bahan-bahan tersebut ditimbang, dimasukkan asetosal ke dalam mortir, gerus hingga halus, disisihkan. Kemudian dilakukan pengenceran karmin yaitu mencampurkan karmin dan SL(450 mg) kedalam mortir, digerus hingga halus dan homogen, disisihkan. Lalu hasil pengenceran diambil dan ditimbang sebanyak 300 mg, dan sisanya dibungkus. Pengenceran ini dilakukan karena jumlah karmin kurang dari batas minimal penimbangan sehingga harus dilakukan pengenceran agar karmin dapat ditimbang dan digunakan sebagaimana mestinya. Setelah itu dimasukkan asetosal yang sudah digerus kedalam mortir, dicampurkan sedikit-sedikit hasil pengenceran, gerus hingga halus dan homogen. Kemudian campurkan sedikit-sedikit SL(1200 mg), digerus hingga halus dan homogen. Setelah semua bahan tersebut digerus halus, bagilah serbuk menjadi 2 bagian yang sama dengan menggunakan timbangan kasar. Lalu masing-masing serbuk dibagi menjadi 5 bagian yang sama, dibungkus dengan kertas perkamen,  dan dikemas kedalam kantong klip berukuran 7 x 10 cm dan diberi etiket putih.
Resep 2
Pada pembuatan resep serbuk bagi yang kedua ini, obat ini berfungsi sebagai obat penghilang rasa nyeri, obat penurun panas, dan asma bronkodilator. Yang digunakan 3 x sehari 1 bungkus. Obat harus diminum sesudah makan karena obat tidak dapat bekerja optimal jika lambung dalam keadaan kosong. Pada  resep kedua ini terkandung dua zat penyusun, yaitu zat aktif dan zat tambahan.
1.     Zat aktif yang terkandung pada obat ini yaitu :
a.    Asetaminophen
Mempunyai khasiat sebagai analgetikum dan antipiretikum. Analgetikum yaitu menghilangkan rasa nyeri, sedangkan antipiretikum yaitu menurunkan suhu badan.
b.    Efedrin HCl
Mempunyai khasiat sebagai simpatomimetikum, yaitu bekerja dengan mengaktifkan organ yang dipersyarafi oleh sistem syaraf simpatik. Dalam perhitungan dosis, dosis dalam resep efedrin HCl overdosis karena di atas dosis maksimum anak, sehingga dosis harus diturunkan sesuai dosis lazim anak
2. Zat tambahan yang terkandung pada obat ini yaitu :
a.    Lactosa
Mempunyai fungsi sebagai zat tambahan yaitu sebagai pemanis, karena zat aktif yang digunakan memiliki rasa pahit sehingga harus dibuat manis agar pasien yang tergolong anak-anak mudah untuk mengkonsumsi obat ini
b.    Karmin
Mempunyai fungsi sebagai zat tambahan yaitu zat pewarna, karena zat aktif berupa hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih sehingga diberi pewarna agar pasien tertarik untuk mengkonsumsinya
Dalam pelaksanaan resep yang kedua ini yang pertama-tama dilakukan adalah menyiapkan alat yang diperlukan yaitu mortir, stemper, serbet,sendok tanduk, kantong klip,sudip, kertas perkamen, timbangan beserta anak timbangan, dan etiket. Kemudian diambil bahan-bahan yang diperlukan dan dilakukan penimbangan sesuai perhitungan. Setelah bahan-bahan tersebut ditimbang, dimasukkan asetaminophen ke dalam mortir, gerus hingga halus, disisihkan. Kemudian dilakukan pengenceran yaitu mencampurkan karmin dan SL(450 mg) kedalam mortir, digerus ad halus dan homogen,disisihkan. Lalu hasil pengenceran diambil dan ditimbang sebanyak 300 mg, dan sisanya dibungkus. Pengenceran ini dilakukan karena jumlah karmin kurang dari batas minimal penimbangan sehingga harus dilakukan pengenceran agar karmin dapat ditimbang dan digunakan sebagaimana mestinya. Kemudian dimasukkan 4 tablet efedrin HCl ke dalam mortir, gerus hingga halus, setelah itu dimasukkan asetaminophen yang sudah digerus kedalam mortir, campurkan sedikit-sedikit hasil pengenceran, gerus hingga halus dan homogen. Lalu ditambahkan sedikit-sedikit SL(170 mg), digerus hingga halus dan homogen. Setelah semua bahan tersebut digerus halus, dibagi serbuk menjadi 2 bagian yang sama dengan menggunakan timbangan kasar. Lalu masing-masing serbuk dibagi menjadi 5 bagian yang sama, dibungkus dengan kertas perkamen,  dan dikemas kedalam kantong klip berukuran 7 x 10 cm, dan diberi etiket putih.


BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
        Setelah melakukan praktikum, dapat diambil kesimpulan yaitu :
a.    Pada resep ke-1 obat berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan menurunkan panas, yang dibuat 10 bungkus dan diminum 3 x sehari 1 bungkus jika diperlukan. Dalam perhitungan dosis perlu diperhatikan agar memberikan efek terapi bagi yang meminumnya.
b.    Pada resep ke-2 obat berkhasiat menghilangkan rasa nyeri, menurunkan panas, dan asma bronkodilator. Dibuat sebanyak 10 bungkus, dan diminum secara teratur sesuai aturan yaitu 3 x sehari 1 bungkus agar memberikan efek terapi bagi pasien
2. Saran
Kegiatan praktikum ini dilakukan berjam-jam,oleh karena itu sekiranya diberi waktu istirahat beberapa menit, karena praktikum ini cukup menguras tenaga dan otak.




DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhamad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia ed.III. Depkes RI : Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Depkes RI : Jakarta.
Tjay, H. T. dan Rahardja, Kirana. Obat-Obat Penting ed. III. Elex Media Komputindo : Jakarta











0 komentar: