CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 13 April 2012

Laporan Salep

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Maksud Praktikum
    Adapun maksud dari praktikum farmasetika dasar ini yaitu :
a.    Agar dapat mengetahui proses pembuatan sediaan salep (unguenta)
b.    Agar dapat terampil mengerjakan resep-resep sediaan salep (ungenta)

2. Tujuan praktikum
    Adapun tujuan praktikum ini yaitu :
1.    Dapat membuat sediaan salep dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip kerja.
2.    Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing salep, efek samping salep, serta memberikan informasi kepada pasien (edukasi)



BAB II
TINJAUAN PUSAKA
Menurut Farmakope Indonesia ed. III, salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang dimaksud harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep. Seperti yang tertera pada FI ed. III.
Peraturan-peraturan pembuatan salep:
1.    Peraturan salep pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran-campuran lemak, dilarutkan ke dalamnya, jika perlu dengan pemanasan
2.    Peraturan salep kedua
Bahan-bahan yang dapat larut dalam air. Jika tidak ada peraturan-peraturan lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep : jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis
3.    Peraturan salep ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian yang dapat larut dalam lemak dan air harus diserbuk lebih dahulu, kemudian diayak dengan no. B40
4.    Peraturan salep keempat
Salep-salep yang dibuat dengan cara mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin
Penggolongan Salep
•    Menurut konsistensinya salep dibagi :
1)    Unguenta    : Salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga
2)    Cream    : Suatu salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air
3)    Pasta    : Suatu salep yang banyak megandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diberi
4)    Cerata    : Suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes), hingga konsentrasi lebih keras
5)    Gelones Spumae (Gel) :  suatu salep yang lebih halus umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri dari campuran sederhana dari minyak dan lemak dari titik lebur yang rendah. Washable jelly mengandung mucilagines, misalnya : gom, tragakan, amylum.contoh : starch jellies (10 %) amylum dengan air mendidih
•    Menurut efek terapinya salep dibagi :
1)    Salep Epidermic
    Melindungi kulit dan menghasilkan efek local.
    Tidak diabsorpsi; kadang-kadang ditambahkan antiseptica, astringen, meredakan rangsangan.
    Dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin)
2)    Salep Endodermic
    Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam, tetapi tidak melalui kulit, terabsorpsi sebagian.
    Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi local iritan
    Dasar salep yang baik adalah minyak lemak.
3)    Salep Diadermic
    Salep-salep supaya bahan-bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan. Misalnya pada salep yang mengandung senyawa mercuri, yodida, belladonnae.
    Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao.
•    Menurut dasar salepnya salep dibagi :
1)    Salep hydropobic adalah salep-salep dengan bahan dasar berlemak.
Misalnya : campuran dari lemak-lemak, minyk lemak, malam tak tercuci dengan air.
2)    Salep hydrophilic adalah salep yang kuat menarik air biasanya dasar salep tipe O/W atau seperti dasar salep tipe hydropobic tetapi konsistensinya lebih lembek kemungkinan juga dengan tipe W/O antara lain, campur sterol-sterol dan petrolatum.


Kualitas dasar salep yang baik ialah :
•    Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruhi oleh suhu dan kelembaban kamar.
•    Mudah dipakai
•    Dasar salep yang cocok
•    Dapat terdistribusi merata ( Ilmu Resep;49-54)
Uraian bahan yang sering dipakai sebagai dasar salep
1.    Vaselin, terdiri dari vaselin kuning dan vaselin putih.
Nama lain yang sering ditulis di dalambuku-buku Amerika dan Inggris ialah Petrolatum atau soft Paraffin.
White petrolatum= white soft paraffin= vaselin putih
Yellow petroletum= yellow soft paraffin= vaselin kuning
Vaselin putih adalah bentuk yang dimurnikan/dipucatkan warnanya. Dalam pemucatan digunakan asam sulfat, maka supaya hati-hati menggunakan vaselin putih untuk mata, akan terjadi iritasi mata oleh kelebihan asam yang dikandung kalau tidak dinetralkan dulu dengan KOH atau base lain.
Vaselin hanya dapat menyerap air sebanyak 5 %. Dengan penambahan surfaktan seperti Natriumlaurylsulfat, tween, maka akan mampu menyerap air lebih banyak, juga penambahan cholesterol span kemampuan mendukung air dapat dinaikkan.
2.    Jelene, Terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam yang tersusun sedemikian hingga fase cair mudah bergerak dengan demikian terbentuk gerakan dalam, hingga difusi obat ke sekelilingnya dapat terjadi lebih baik.
Keuntungan pengguanaan jelene, dalam penyimpanan tetap dan cukup lunak. Jelene 50 W dikenal sebagai plastibase (Squibb)
    Tidak tercampurkan dengan Pix liquida, kamfer, mentol, gandapura, karena akan membuat jelene encer.
3.    Lanolin adalah adeps lanae yang mengandung air 25 %. Digunakan sebagai pelumas dan penutup kulit dan lebih muda dipakai (Anief, 2004)
Dasar salep menurut FI IV
1.    Dasar salep hidrokarbon
•    Juga disebut dasar salep berlemak
•    Hanya dapat bercampur dengan sejumlah kecil komponen berair
•    Dimasukkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup
•    Digunakan sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering, dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
•    Contoh : vaselin, paraffin cair, minyak nabati.
2.    Dasar salep serap
    Dibagi dalam 2 kelompok :
•    Dasar salep yang bercampur dengan air membentuk emulsi w/o. Contoh : lanolin anhidrat
•    Emulsi w/o yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan. Juga berfungsi sebagai emolien.
    Contoh : lanolin

3.    Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
•    Dapat dicuci dengan air, cocok untuk dasar kosmetik
•    Beberapa bahan obat lebih efektif dengan dasar salep ini daripada salep hidrokarbon
•    Dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan pada kelainan dermatologis
•    Contoh    : dasar salep emulsi o/w, emulsifying ointment BP
4.    Dasar salep larut air
•    Disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air
•    Keuntungan dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan yang tak larut air. Lebih tepat disebut gel
•    Contoh    : gom arab, PEG,  tragakan




BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

RESEP 12
I.    Resep Asli/ Standar
A. Resep Standar
R/  Unguentum 2-4 (sulfur salicylatum) (Anonim, 1966)
    Asam salisilat    2
    Belerang endap    4
    Vaselin        94
    Unguentum peruvianum (Anonim, 1966)
    Balsam peru    3
    Vaselin kuning    27
    B. Kelengkapan Resep
        - Paraf dokter tidak tertera
    C. Penggolongan Obat
        O    :
        G    :
        W    :
        B    : Asam alisilat, belerang endap, balsam peru (Haryanto, 2007)
    D. Komposisi Bahan
        Asam salisilat        0,2
        Belerang endap    0,4
        Vaselin        9,4
        Balsam peru        1
        Vaselin kuning    9
II. Uraian Bahan
1.    Asam Salisilat
a.    Sinonim    : Acidum salicylicum (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Keratolitikum, anti fungi
c.    Pemerian    : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih;
hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam
d.    Kelarutan    : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfospat P, kalium sitrat P dan natriumsitrat P
2.    Belerang Endap
a.    Sinonim    : Sulfur praecipitatum (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Antiskabies
c.    Pemerian    : Tidak berbau; tidak berasa
d.    Kelarutan    : Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam karbondisulfida P; sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etanol (95%) P
3.    Vaselin Putih
a.    Sinonim    : Vaselinum album (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Zat tambahan; dasar salep
c.    Pemerian    : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah   zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa.
d.    Kelarutan    : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
4.    Balsam Peru
a.    Sinonim    : Balsamum peruvianum (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Antiseptikum ekstern
c.    Pemerian    : Cairan kental, lengket tidak bersekat; coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan kemerahan; bau aromatic khas menyerupai vanillin
d.    Kelarutan    : Larut dalam kloroform P; sukar larut dalam eter P, dalam eter minyaktanah P dan dalam asam asetatglasial P. Dalam etanol (90%) P Campur 1 bagian volume dengan 1 volume bagian etanol (90%) P; terjaddengi larutan jernih yang dengan penambahan 2 bagian volume etanol (90%) P, larutan menjadi keruh.
5.    Vaselin Kuning
a.    Sinonim    : Vaselinum flavum (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Zat tambahan; dasar salep
c.    Pemerian    : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah   zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa.
d.    Kelarutan    : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
III. Penimbangan
    1. Asam Salisilat        : 10/100 x 2    = 0,2 g
    2. Belerang Endap        : 10/100 x 4    = 0,4 g
    3. Vaselin Putih        : 10/100 x 94    = 9,4 g
    4. Balsam Peru        : 10/30 x 3    = 1 g
    5. Vaselin Kuning        :10/30 x 27    = 9 g
IV. Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai penimbangan
3.    Asam salisilat ditetesi etanol 95 %, lalu ditambahkan belerang digerus hingga halus dan homogen, disisihkan
4.    Digerus sebagian vaselin kuning, kemudian ditambahkan campuran (3) sedikit-sedikit, dan ditambahkan sisa vaselin kuning, digerus hingga halus dan homogen.
5.    Ditambahkan balsam peru yang sudah ditetesi etanol 95 % , digerus hingga halus dan homogen
6.    Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan ditimbang berat pot yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya
7.    Diberi etiket biru
VI. Penandaan
Etiket biru

VII. Edukasi
1.    Obat ini berkhasiat sebagai obat anti jamur pada kulit
2.    Obat ini digunakan pada bagian yang sakit
3.    Simpan di tempat  yang kering dan terlindung cahaya



RESEP 13
   
I.    Resep Asli/ Standar
A. Resep Standar
    R/    Kampora Spirinsa (kampora solution spiritu)     (Anonim, 1966)
        Kamper        10
        Etanol (70 %)        100
        Ungt. Acidi Boric    (CMN,178)
        Acid boric        5
        Vaselin flavum    45
    B. Kelengkapan Resep
        - Paraf dokter tidak tertera
    C. Penggolongan Obat
        O    :
        G    :
        W    :
        B    : Kamper, acid boric (Haryanto, 2007)
    D. Komposisi Bahan
        Kamfer        1 g
        Etanol            11,4 ml
        Acid boric        1 g
        Vaselin flavum    9 g
II. Uraian Bahan
    1. Kamper
a.    Sinonim    : Camphora (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Antiiritan
c.    Pemerian    : Hablur putih atau massa hablur; tidak berwarna atau putih; bau khas; tajam; rasa pedas dan aromatic
d.    Kelarutan    : Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%) P, dalam 0,25 bagian kloroform P; sangat mudah larut dalm eter P; mudah larut dalam minyak lemak.
    2. Etanol   
        a. Sinonim    : Aethanolum, alcohol (Anonim, 1979)
        b. Khasiat    : Zat tambahan
c.     Pemerian    : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru tidak berasap
d.     Kelarutan    : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
   
    3. Acid Boric
a.    Sinonim    : Asam borat, acidum boricum (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Antiseptikum ekstern
c.    Pemerian    : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilat tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak asam dan pahit kemudian manis
d.    Kelarutan    : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P.
    4. Vaselin kuning
a.    Sinonim    : Vaselinum flavum (Anonim, 1979)
b.    Khasiat    : Zat tambahan; dasar salep
c.    Pemerian    : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah   zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa.
e.    Kelarutan    : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
III. Penimbangan
1.    Kamfer    : 10/100 x 10 = 1 g
2.    Etanol    : 100 – 10 = 90 g
                      90/100 x 10 = 9 g
                      V = m / p = 9 g/ 0,7904 = 11,386 = 11,4 ml
3.    Acid boric    : 10/50 x 5    = 1 g
4.    Vaselin kuning    : 10/50 x 45    = 9 g
IV. Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan
3.    Kamfer ditetesi sedikit etanol, digerus, ditambahkan acid boric, gerus hingga halus dan homogen
4.    Ditambahkan vaselin kuning pada campuran (3) digerus hingga halus dan homogen
5.    Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan timbanglah berat pot yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya
6.    Diberi etiket biru
VI. Penandaan
    Etiket biru

VII. Edukasi
1.    Obat ini berfungsi untuk membasmi mikroorganisme yang berada dipermukaan kulit
2.    Obat ini digunakan pada bagian yang sakit
3.    Simpan di tempat  yang kering dan terlindung cahaya



RESEP 14  

I.    Resep Asli/ Standar
A. Resep Asli
        R/    iodoform
            Aqua            aa 0,5
            Vaselin flavum    ad 10
    B. Kelengkapan Resep
        - Paraf dokter tidak tertera
    C. Penggolongan Obat
        O    :
        G    :
        W    : Iodoform (Haryanto, 2007)
        B    :
D. Komposisi Bahan
    Iodoform        0,5
    Aqua            0,5
    Vaselin Flavum    9 g

II. Uraian Bahan
    1. Iodoform
a.    Sinonim    : Formene tri-iode, tri-iodo methane (Anonim, 1929)
b.    Khasiat    : Antiseptik
c.    Pemerian    : Seperti Kristal atau serbuk kuning, kasar, keras, tidak berasa
d.    Kelarutan    : Tidak dapat larut dalam air, larut dalam 1 bagian dalam 60 bagian alcohol, 1 dalam 3 bagian karbondisulfida, 1 dalam 1 bagian kloroform, 1 dalam 8 bagian eter, 1 dalam 100 bagian gliserol, larut dalam kolodion.
    2. Aqua Destillata
a.    Sinonim    : Air suling (Anonim, 1979)
b.    Pemerian    : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
    3. Vaselin kuning
a.    Sinonim    : Vaselinum flavum (FI III,633)
b.    Khasiat    : Zat tambahan; dasar salep
c.    Pemerian    : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah   zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa
d.    Kelarutan    : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.

III. Penimbangan
    1. Iodoform    : 0,5 g
    2. Aqua destillata    : 0,5 g
    3. Vaselin kuning    : [ 10 – (0,5 + 0,5)] = 9 g

IV. Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan
3.    Iodoform digerus, lalu ditetesi dengan aqua, digerus hingga halus dan homogen
4.    Ditambahkan vaselin kuning pada campuran (3) digerus hingga halus dan homogen
5.    Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan ditimbang berat pot yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya
6.    Diberi etiket biru
VI. Penandaan
    Etiket biru

VII. Edukasi
1.    Obat ini berkhasiat sebagai obat koreng
2.    Obat ini digunakan pada bagian yang sakit
3.    Simpan di tempat  yang kering dan terlindung cahaya




BAB IV
PEMBAHASAN
RESEP 12
    Pada resep ini obat mempunyai khasiat sebagai membasmi mikroorganisme pada kulit yang kebetulan berada di permukaan kulit dan digunakan untuk pemakaian luar. Resep ini mengandung dua bahan obat yaitu zat aktif dan zat tambahan.
I. Zat aktif yang terkandung
a.    Asam Salisilat
Mempunyai khasiat sebagai keratolitikum yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi  5-10 %, dan berkhasiat sebagai anti fungi yaitu fungsid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6 % dalam salep.
b.    Balsam Peru
Mempunyai khasiat sebagai antiseptikum ekstern yaitu mikrobisida yang luas terhadap kuman, jamur, dan spuranya, ragi, virus, serta protozoa.
c.    Belerang Endap
Elemen ini memiliki khasiat bakterisid dan fungisid lemah berdasarkan dioksidasinya menjadi asam penta thionat oleh kuman tertentu dikulit.
2. Zat tambahan yang terkandung
a.     Vaselin kuning
    Mempunyai khasiat sebagai zat tambahan yaitu sebagai dasar salep
Dalam pelaksanaan resep keduabelas ini yang pertama-tama dilakukan adalah menyiapkan alat yang diperlukan yaitu mortir, stemper, serbet, sendok tanduk, sudip, kertas perkamen, timbangan beserta anak timbangan, kaca arloji, pot plastic, cawan porselen, pipet tetes, biji gotri, dan etiket. Kemudian diambil bahan-bahan yang diperlukan, setelah itu ditimbang asam salisilat sebanyak 200 mg, belerang 400 mg, vaselin kuning 9 gr, dan balsam peru 1 g sebelum ditimbang setarakan dulu timbangan dengan biji gotri karena balsam peru ini bersifat cairan kental sehingga ditaruh dalam kaca arloji. Lalu dimasukkan asam salisilat ke dalam mortir, ditetesi etanol secukupnya, lalu digerus, sebelum menguap ditambahkan belerang, digerus hingga halus dan homogen, disisihkan. Kemudian dimasukkan sebagian vaselin kuning, digerus dan ditambahkan hasil gerusan asam salisilat dan belerang, dan dimasukkan lagi sisa vaselin kuning, digerus hingga halus. Lalu yang terakhir ditambahkan balsam peru yang sudah ditetesi etanol, dimasukkan sedikit-sedikit, digerus hingga halus dan homogen. Balsam peru ditambahkan terakhir karena jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya. Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan ditimbang berat pot yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya. Dikemas dan diberi etiket biru karena merupakan penggunaan secara parenteral.



RESEP 13
    Pada resep ini obat mempunyai khasiat sebagai membasmi mikroorganisme pada kulit yang kebetulan berada di permukaan kulit dan digunakan pada bagian yang sakit. Resep ini mengandung dua bahan obat yaitu zat aktif dan zat tambahan.
1. Zat aktif yang terkandung
a.    Kamfer
Mempunyai khasiat sebagai anti iritan
b.    Acid boric
Mempunyai khasiat sebagai antiseptikum ekstern  yaitu membasmi mikroorganisme yang kebetulan berada di permukaan kulit
2. Zat tambahan yang terkandung
    a.     Vaselin kuning
        Mempunyai khasiat sebagai zat tambahan yaitu sebagai dasar salep
    b.     Etanol
        Mempunyai khasiat sebagai zat tambahan yaitu sebagai pelarut
    Dalam pelaksanaan resep ketigabelas ini yang pertama-tama dilakukan adalah disiapkan alat yang diperlukan yaitu mortir, stemper, serbet, sendok tanduk, sudip, kertas perkamen, timbangan beserta anak timbangan, kaca arloji, pot plastic, cawan porselen, pipet tetes, biji gotri, dan etiket. Kemudian diambil bahan-bahan dan dilakukan penimbangan sesuai perhitungan. Dimasukkan kamfer ke dalam mortir, lalu digerus hingga halus, ditambahkan acid boric, digerus hingga halus dan homogen, disisihkan. Kemudian dimasukkan sebagian vaselin kuning, digerus dan ditambahkan hasil gerusan kamfer dan acid boric, dan dimasukkan lagi sisa vaselin kuning, digerus hingga halus dan homogen. Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan ditimbang berat pot yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya. Dan diberi etiket biru karena merupakan penggunaan secara parenteral..




RESEP 14
    Pada resep ini obat mempunyai khasiat sebagai obat koreng. Resep ini mengandung dua bahan obat yaitu zat aktif dan zat tambahan.
I. Zat aktif yang terkandung
    a.     Iodoform
Mempunyai khasiat sebagai antiseptic yaitu membasmi mikroorganisme yang kebetulan berada di permukaan kulit, dan untuk membersihkan luka di tempat infeksi.
2. Zat tambahan yang terkandung
    a.     Vaselin kuning
        Mempunyai khasiat sebagai zat tambahan yaitu sebagai dasar salep
    b.     Aqua destillata
        Mempunyai khasiat sebagai pelarut
    Dalam pelaksanaan resep keempatbelas ini yang pertama-tama dilakukan adalah disiapkan alat yang diperlukan yaitu mortir, stemper, serbet, sendok tanduk, sudip, kertas perkamen, timbangan beserta anak timbangan, kaca arloji, pot plastic, cawan porselen, pipet tetes, biji gotri, dan etiket. Kemudian diambil bahan-bahan dan dilakukan penimbangan sesuai perhitungan. Dalam pengambilan bahan iodoform harus lebih cermat karena iodoform  bersifat oksidator sehingga harus ditutup agar tidak terkena cahaya matahari. Lalu dimasukkan iodoform ke dalam mortir, digerus dan ditetesi dengan aqua destillata, gerus hingga halus dan homogen. Aqua destillata disini berfungsi sebagai pelarut karena iodoform bersifat oksidator sehingga bila digunakan etanol sebagai pelarutnya iodoform dapat terbakar. Kemudian dimasukkan vaselin kuning, digerus hingga halus dan homogen. Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan ditimbang berat pot  yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya. Dikemas dan diberi etiket biru karena merupakan penggunaan secara parenteral.
 .


BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a.    Pada resep ke-12 mempunyai khasiat membasmi mikroorganisme pada kulit yang kebetulan berada di permukaan kulit. Dan hasilnya berupa sediaan salep berwarna coklat kehitaman yang komposisi bahannya terdapat dua dasar salep yaitu vaselin kuning dan vaselin putih, sehingga dalam pembuatan salepnya hanya digunakan salah satu dari dasar salep tersebut.
b.    Pada resep ke-13 salep mempunyai khasiat membasmi mikroorganisme pada kulit yang kebetulan berada di permukaan kulit. Hasilnya berupa sediaan salep berwarna kuning keputihan yang pembuatannya tidak menggunakan etanol karena jumlahnya yang terlalu besar sehingga dapat memecahkan kamper.
c.    Pada resep ke-14 salep mempunyai khasiat sebagai obat koreng. Hasilnya berupa sediaan salep berwarna ungu. Dalam resep ini zat aktifnya bersifat oksidator sehingga memiliki perlakuan khusus. Dan harus digerus hingga benar-benar homogen.
2. Saran
Agar praktikan dapat membersihkan alat-alat yang digunakan dengan baik sehingga tidak ada sisa-sisa bahan yang dapat mempengaruhi hasil sediaan selanjutnya.

    DAFTAR PUSTAKA

Ansel,H.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi ed.IV. Universitas Indonesia Press : Jakarta
Tjay, H. T. dan Rahardja, Kirana. 2003. Obat-Obat Penting ed. IV. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Anief,Muhamad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia ed.III. Depkes RI : Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Depkes RI : Jakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia ed.V. Depkes RI : Jakarta.
Anonim. 1966. Formularium Indonesia. Depkes RI : Jakarta

0 komentar: