CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 13 April 2012

Laporan Biakan Murni Mikroba

LAPORAN MIKROBIOLOGI DASAR



Di Susun Oleh :


    Alvia                             :    723901S.08.002
    Aulia Rahmita                :    723901S.08.008
    Dwi Hendro Prasetyo    :    723901S.08.018
    Fitri Widiarti                  :    723901S.08.023
    Martina Reni                 :    723901S.08.038
                      


BAB 1
PENDAHULUAN



I.1 LATAR BELAKANG
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Pelczar & Chan, 1986).
Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus disterilisasikan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme lain, yang tidak diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut.
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100oC dan akan cair apabila kurang lebih 43oC (Hadioetomo, 1993). Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method).
Teknik transfer aseptis ada meliputi beberapa teknik seperti Inoculating (inokulasi) dengan jarum ose, Pipetting (mentransfer dengan pipet) serta Alcohol Flamming (mentransfer dengan forsep yang dibakar dengan alkohol) (Anonim, Http://www.rachdie.blogsome.com/).

l.2  TUJUAN PRAKTIKUM
     Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami teknik pembuatan biakan murni dari mikroba yang telah diisolasi.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan.Salah satu teknik untuk membiakan ( menumbuhkan ) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang luas. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelczar, 1988 ).
Untuk mempelajari kehidupan dan keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk mengembakbiakkan mereka dalam skala laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dari sumber isolat, seperti tanah, udara, sisa makanan, dll, dalam media yang mengandung nutrisi.
Dalam dunia mikrobiologi, dikenal beberapa istilah seperti inokulasi, kultur dan isolasi. Inokulasi adalah suatu usaha menumbuhkan mikroorganisme dari satu sumber ke media pertumbuhan steril. Biakan yang tumbuh disebut dengan kultur. Isolat adalah biakan murni dari mikroorgansime yang diharapkan berasal dari satu jenis, sedangkan isolasi adalah usaha untuk mendapatkan isolat.
Sumber isolasi → Inokulasi → Kultur/biakan → Isolasi → Isolat.
Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media selektif, media penyubur, media diferensial, dll. Masing-masing media memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan.
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Team Pengajar Mikrobiologi Dasar, 2009).
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang diperlukan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu.
Cara menyendirikan biakan murni   
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang diboncengi diberikan pedoman “siapa yang kedapatan di situ lebih dulu, dan siapa yang datang terkemudian”.
Membiakkan bakteri dapat dilakukan dengan berbagi cara, yaitu pengembangbiakan dalam media cawan petri dan dalam tabung reaksi. Pengembangbiakan dalam cawan petri ada beberapa metode, yaitu :   
1.    Metode cawan gores (streak plate)   
Metode cawan gores cukup sulit bagi pemula, terutama mahasiswa semester awal yang baru mengambil mata praktikum mikrobiologi. Kesulitan dari metode ini, yaitu proses penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan. Prinsip metode ini, yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.

Metode cawan gores terdapat 3 tahap, yaitu : first streak, second streak dan third streak. Pada tahap-tahap tersebut mepunyai goresan yang berbeda, yaitu first streak goresan lebih rapat, pada second streak goresan agak renggang dan pada third streak goresan lebih renggang lagi.
2.    Metode cawan tuang (pour plate)   
Metode cawan tuang sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan keterampilan khusus dengan hasil biakan yang cukup baik. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolat yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml garam fisiologis (NaCl 0.85%) atau larutan buffer fosfat. Larutan ini berperan sebagi penyangga pH agar sel bakteri tidak rusak akibat menurunnya pH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau memenuhi cawan (biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan).    Penuangan dilakukan secara aseptik atau dalam kondisi steril agar tidak terjadi kontaminasi atau tumbuh atau masuknya organisme yang tidak diinginkan (di laboratorium, kontaminasi biasanya terjadi akibat tumbuhnya kapang, seperti Penicilium dalam biakan). Media yang dituang hendaknya tidak terlalu panas, karena selain mengganggu proses penuangan (media panas sebabkan tangan jadi panas juga), media panas masih mengeluarkan uap yang akan menempel pada cawan penutup, sehingga mengganggu proses pengamatan. pada metode ini, koloni akan tumbuh di dalam media agar. Kultur diletakkan terbalik, dimasukkan di dalam plastik dengan diikat kuat kemudian diletakkan dalam incubator
3.    Metode cawan sebar (spread plate)   
Pada metode cawan sebar, 0.1 ml suspensi bakteri yang telah diencerkan (metode 3) disebar pada media penyubur steril yang telah disiapkan. Selanjutnya, suspensi dalam cawan diratakan dengan batang drygalski agar koloni tumbuh merata pada media dalam cawan tersebut, kemudian diletakkan dalam inkubator (37oC) selama 1-2 hari. Metode ini cukup sulit terutama saat meratakan suspensi dengan batang drygalski. Alih-alih koloni tumbuh merata, biakan justru terkontaminasi. Oleh karena itu, batang drygalski harus benar-benar steril, yaitu dengan mencelupkannya terlebih dahulu dalam alkohol kemudian dipanaskan dengan api bunsen. Perlu diingat, batang drygalski, yang masih panas akibat pemanasan dengan api bunsen, dapat merusak media agar, sehingga harus didinginkan terlebih dahulu dengan meletakkannya di sekitar api bunsen (±15 cm).
Dengan metode ini, satu sel bakteri akan tumbuh dan berkembang menjadi satu koloni bakteri. Satu koloni bakteri yang terpisah dengan koloni lainnya dapat diamati tipe pertumbuhan pada masing-masing media, diantaranya dilakukan terhadap konsistensi, bentuk koloni, warna koloni dan permukaan koloni.
Koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali untuk mendapatkan isolat murni. Isolasi murni dilakukan dengan mengoleskan ose steril pada koloni dalam kultur campuran yang benar-benar terpisah satu sama lain. Olesan tersebut digores pada media padat agar miring dalam tabung reaksi.
Koloni yang tumbuh dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal dari satu jenis bakteri saja. Koloni yang tumbuh dapat dikarakterisasi berdasarkan tipe pertumbuhannya pada media agar miring (Anonim,2009).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril (Anonim, Http://blogger.com).
Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Terdapat beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan nutrisi. Apabila faktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak (Anonim, Http://iqbalali.com).
Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa tetap bertahan hidup (Team Pengajar Mikrobiologi Dasar, 2009).


BAB III
METODE KERJA
 Waktu dan Tempat
    Waktu        :  Mulai pukul  12.30 sampai pukul 14.30
Tempat            : Laboratorium FMIPA Universitas Mulawarman
  Samarinda

a.    Alat – alat yang digunakan :        1. Tabung Reaksi
2. Cawan petri
        3. Bunsen
4. Jarum ose

b.    Bahan – bahan yang digunakan :     1. Media NA
2. Alkohol 70%
3. Biakan bakteri

c.    Cara Kerja (dalam cawan petri)
1.    Panaskan jarum ose diatas lampu bunsen hingga pijar (posisi jarum ose berdiri).
2.    Panaskan pinggiran cawan petri yang berisi media NA yang telah diisolasi bakterinya.
3.    Dicolek salah satu mikroba yang sudah ditentukan dengan hati-hati, menggunakan jarum ose.
4.    Dibakar kembali pinggiran cawan petri.
5.    Kemudian digoreskan jarum ose yang berisi mikroba diatas pemukaan media didalam cawan petri (secara perlahan-lahan, jangan sampai merusak media agar). First streak kemudian dilanjutkan dengan teknik second streak dan terakhir third streak.
6.    Panaskan tepi cawan petri dan jarum ose dan kemudian diberi label.
7.    Amati pertumbuhannya dan catat hasilnya.

d.    Cara Kerja (media miring dalam tabung reaksi)
1.    Panaskan jarum ose diatas lampu bunsen hingga pijar (posisi jarum ose berdiri).
2.    Panaskan tepi tabung reaksi yang berisi media NA yang diisolasi bakterinya.
3.    Dicolek salah satu mikroba yang sudah ditentukan dengan hati-hati, menggunakan jarum ose.
4.    Dimasukkan jarum ose yang berisi mikroba ke dalam tabung reaksi dan jangan sampai tersentuh dinding tabung.
5.    Goreskan nmembentuk zig-zag.
6.    Panaskan kembali tepi tabung dan tutup, dan panaskan juga jarum ose.
7.    Amati dan catat pertumbuhannya.



BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

4.1  Metode Cawan Gores dalam cawan petri
         
        Ket. Goresan tidak tampak



4.2  Metode Cawan Gores pada permukaan miring

        Ket. Goresan terlalu rapat




4.2    Pembahasan
Tujuan pembuatan biakan murni adalah melatih praktikan untuk mengetahui serta memahami teknik-teknik pembuatan biakan murni dari biakan mikroba yang telah diisolasi dari lingkungan.
Pada prinsipnya, biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme didalam laboratorium. Biakan murni adalah suatu biakan yang hanya mengandung satu spesies mikroorganisme. Sebelum menciptakan teknik pembuatan biakan murni, para ahli mikrobiologi mempelajari biakan campuran atau biakan yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme. Para ahli tersebut dapat mempelajari bentuk dan ukuran mikrooraganisme dari biakan campuran tersebut, tetapi mereka hanya mengetahui sedikit mengenai kebutuhan nutrisi atau karakteristik pertumbuhan dari suatu spesies individual.
Biakan murni dapat diperoleh melalui 3 cara yaitu metode cawan sebar (spread plate), metode cawan tuang (pour plate) dan metode cawan gores (streak plate).
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method) (D. Lim, 1998).
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang diperlukan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu (Dwidjoseputro, 1994).
Teknik spread plate.
Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.
Teknik pour plate.
Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar.
Teknik straek plate
Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak jarum ose. Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah kering ose tersebut digunakAn untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Pada metode ini, goresan di sisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpitan, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptik agar tak terjadi kontaminasi.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Pada praktikum media yang digunakan hanya media NA karena media NA merupakan media umum yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Bakteri dalam medium NA juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Dalam praktikum biakan murni kali ini, hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang didinginkan dalam praktikum. Bakteri yang tumbuh dalam cawan petri dan tabung reaksi yang berisi media miring tidak begitu jelas. Hal ini dikarenakan kesalahan dari praktikan pada saat penggoresan yang terlalu rapat, dan adanya keraguan pada saat menggoreskan bakteri diatas media.




BAB V
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Dalam pembuatan biakan murni digunakan media NA dengan metode cawan gores. Dalam menggoreskan bakteri pada media dengan menggunakan jarum ose harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai media NA rusak karena tergores ujung dari jarum ose. Dalam membuat goresan di atas media, sebaiknya tidak terlalu rapat. Agar bakteri yang tumbuh dapat terlihat.
5.2    Saran
Diharapkan dalam praktikum pembungkusan alat harus sesuai dengan yang telah diberitahukan pembimbing praktikum dan para praktikan diharapkan dapat memaksimalkan waktu sebaik mungkin. Serta praktikan dapat lebih memperhatikan kesterilan dalam pengerjaan praktikum.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009,Visualisasi Bakteri. Http ://www.scribd.com. Diakses 26/03/2009

Anonim, 2009, Pengendalian Mikroba. Http://www.rachdie.blogsome.com/ Diakses 26/03/2009

Anonim, 2009. Tekhnik Dasar Isolasi Mikrobiologi. Http://blogger.com. Diakse26/03/2009

Anonim, 2009. Isolasi Bakteri. Http://iqbalali.com, Diakses 26/03/2009
Anonim, 2009. Sejarah Mikroorganisme. http://massofa.wordpress.com. Diakses 03/04/2009
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.
Pelczar,Michael. 2006. Mikrobiologi Dasar. Universitas Indonesia Press : Jakarta
Tim Pengajar Mikrobiologi dasar. 2009. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Program Studi Biologi, FMIPA UNMUL, Samarinda


0 komentar: