CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 13 April 2012

Arti Demokrasi

Demokrasi adalah suatu pemikiran manusia yang mempunyai kebebasan  berbicara, megeluarkan pendapat. Negara Indonesia menunjukan sebuah Negara yang sukses menuju demokrasi sebagai bukti yang nyata, dalam peemilihan langsung presiden dan wakil presiden. Selain itu bebas menyelenggarakan kebebasan pers. Semua warga negar bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan. Demokrasi memberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat bahkan dalam memilih salah satu keyakinan pun dibebaskan.
            Untuk membangun suatu system demokrasi disuatu Negara bukanlah hal yang mudah karena tidak menutup kemungkinan pembangunan system demokrasi di suatu Negara akan mengalami kegagalan. Tetapi yang harus kita banggakan dmokrasi dinegara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat contahnya dari segi kebebasan, berkeyakinan, berpendapat atau pun berkumpul mereka bebas bergaul tanpa ada batasan-batasan yang membatasi mereka. Tapi bukan berarti demokrasi di Indonesia saat ini sudah berjalan sempurna masih banyak kritik-kritik yang muncul terhadap pemerintah yang belum sepenuhnya bisa menjamin kebebasan warga negaranya. Dalam hal berkeyakian juga pemerintah belum sepenuhnya. Berdasarkan survei tingkat kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi smakin besar bahkan demokrasi adalah system yang terbaik meskipun system demokrasi itu tidak sempurna.
            Dengan begitu banyaknya persoalan yang telah melanda bangsa Indonesia ini. Keberhasilan Indonesia dalam menetapkan demokrasi tentu harus dibanggaan karena banyak Negara yang sama dengan Negara Indonesia tetapi Negara tersebut tidak bisa menegakan system demokrasi dengan baik dalam artian gagal. Akibat demokrasi jika dilihat diberbagai persoalan dilapangan adalah meningkatnya angka pengangguran, bertambahnya kemacetan dijalan, semakin parahnya banjir masalah korupsi, penyelewengan dan itu adalah contoh penomena dalam suatu Negara system demokrasi, demokrasi adalah system yang buruk diantara alternative-alternatif yang lebih buruk tetapi demokrasi memberikan harapan untuk kebebasan, keadilan dan kesejahtraan oleh karena itu banyak Negara-negara yang berlomba-lomba menerapkan system demokrasi ini.
            Dalam kehidupan berpolitikdi setiap Negara yang kerap selalu menikmati kebebasan berpolitik namun tidak semua kebebasan berpolitik berjalan sesuai dengan yang di inginkan, karena pada hakikatnta semua system politik mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Demokrasi adalah sebuah proses yang terus-menerus merupakan gagasan dinamis yang terkait erat dengan perubahan. Jika suatu Negara mampu menerapkan kebebasan, keadilan, dan kesejahtraan dengan sempurna. Maka Negara tersebut adalah Negara yang sukses menjalankan system demokrasi sebaliknya jika suatu Negara itu gagal menggunakan system pemerintahan demokrasi maka Negara itu tidak layak disebut sebagai Negara demokrasi. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia yang meganut system pemerintahan yang demokrasi kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga dan memperbaiki, melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi terbentuknya suatu system demokrasi yang utuh di dalam wadah pemeritahan bangsa Indonesia. Demi tercapaiya suatu kesejahtraan, tujuan dari cita-cita demokrasi yang sesungguhnya akan mengangkat Indonesia ke dalam suatu perubahan.




Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menerima anugerah medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar perjalanan demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditujukan kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim, demokrasi akan memicu ekstrimisme dan radikalisme politik di Indonesia.
Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama. Dan terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuah negara demokrasi terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan sangat sukses.
Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat mengakibatkan perpecahan.
Sementara itu, mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang turut hadir menyebutkan bahwa demokrasi telah berjalan baik di Indonesia dan hal itu telah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi. Hal ini juga membuat Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia yang telah berhasil menerapkan demokrasi. Dia juga berharap agar perkembangan ekonomi juga makin meyakinkan sehingga demokrasi bisa disandingkan dengan kesuksesan pembangunan. Hal tersebut tentunya bisa terjadi bila demokrasi dapat mencegah korupsi dan penumpukan kekayaan hanya pada elit tertentu.
Demokrasi, menurut Anwar Ibrahim, adalah pemberian kebebasan kepada warga negara, sedangkan kegagalan atau keberhasilan ekonomi menyangkut sistem yang diterapkan.





Pandanganku tentang Demokrasi Indonesia
Demokrasi, menurut pandangan saya, dapat dirumuskan sebagai sistem politik yang menyediakan peluang- peluang konstitusional secara tetap untuk mengganti para pejabat pemerintahan, sekaligus dengan itu mengatur pula agar bagian terbesar rakyat diperbolehkan mempengaruhi keputusan-keputusan penting dengan memilih tokoh-tokoh lain yang bersaing untuk menduduki jabatan politik.
Demokrasi akan menjadi tidak tertib jika sistem politik tidak memiliki seperangkat tatanilai yang membolehkan persaingan yang adil dan damai bagi seorang warga untuk meraih kekuasaan (dalam pemerintahan). Lebih lanjut, jika hasil dari suatu kegiatan politik tidak mengarah pada pemberian kekuasaan yang efektif pada saat- saat yang ditentukan kepada kelompok alternatif, maka hasilnya adalah pemerintahan yang tidak stabil dan tak bertanggungjawab. Dalam kondisi begini, kekuasaan pemerintah secara lambat-laun akan bertambah besar dan suara rakyat terhadap kebijakan pemerintah menjadi tidak mempan karena kondisi untuk melakukan oposisi yang berkesinambungan tidak ada.
Saya rasa, apa yang terjadi di Indonesia adalah bahwa kelompok elite penguasa tidak lagi peka terhadap tuntutan perubahan dari masyarakatnya, yakni tuntutan untuk adanya suatu kontrol yang efektif oleh rakyat ke arah terciptanya suatu pemerintahan yang bersih lewat mekanisme demokrasi secara terbuka.
Setelah 30 tahun kita membangun, dan kini Indonesia tengah memasuki tahap tinggal landas untuk mencapai kemakmuran yang lebih besar, saya kira kondisinya sudah kondusif untuk lahirnya lembaga-lembaga demokrasi yang lebih bebas dan lebih terbuka serta berkembangnya masyarakat sipil.
Kehidupan politik yang senantiasa dikekang tidak lagi memadai untuk menjawab masalah-masalah yang semakin rumit dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia modern sekarang. Tidak juga cara- cara yang otoriter yang mendasarkan dalihnya pada anggapan bahwa cara-cara pemerintahan yang dijalankan sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri dan menjanjikan stabilitas politik yang menjamin lancarnya pembangunan.














Ancaman terbesar terhadap demokrasi Indonesia  Email | Print
January 13, 2004
Putus Asa, Ancaman Terbesar Demokrasi Indonesia
Jakarta, Selasa
Ancaman terbesar yang dihadapi keberadaan demokrasi di Indonesia saat ini adalah keputusaan terhadap demokrasi itu sendiri serta lemahnya kekuatan gerakan demokrasi dalam menghadapi kekuatan-kekuatan yang anti-demokrasi.
Demikian pendapat yang dilontarkan oleh peneliti dari International Crisis Group, Sidney Jones, dan pengamat politik dari CSIS, J. Kristiadi, di Jakarta, Selasa (13/1), dalam peluncuran dan bedah buku Gerakan Demokrasi di Indonesia Pasca-Soeharto.
"Ancaman terbesar mungkin perasaan putus asa terhadap demokrasi di Indonesia," kata Jones.
Ia melihat kehidupan demokrasi saat ini masih hidup, walaupun tidak sehat. Dicontohkannya, ada orang yang ditangkap karena menyobek poster Megawati, juga kemunduran kebebasan pers.
Juga, banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan berbagai kelompok sipil lainnya masih terjebak pada pola pikir lama, yaitu membangun perlawanan terhadap pihak anti-demokrasi dari luar. Pola pikir lama itu, terjadi pada era kekuasaan mantan presiden Soeharto di bawah rejim Orde Baru yang dipimpinnya selama 32 tahun.
"Tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana bisa masuk ke dalam dan mencoba mengubah dari dalam sistem-sistem yang masih buruk," katanya.
Yang selama ini terjadi, menurutnya, justru kebalikannya. Sosok-sosok yang kritis dan ’vokal’ masuk ke suatu partai tertentu, namun setelah masuk kelantangan menyuarakan aspirasi demokratis justru makin menghilang. Namun demikian, ia menyatakan tidak setuju jika reformasi dianggap gagal.
"Terlalu dini untuk mengatakan reformasi gagal karena kurun waktu lima tahun tidak cukup untuk memperbaiki segala kesalahan yangterjadi pada masa Soeharto," ujarnya.
Senada dengan Jones, Kristiadi melihat bahwa gerakan-gerakan demokrasi yang ada saat ini belum mampu melakukan konsolidasi untuk melawan kekuatan yang disebutnya sebagai "sangat kontra demokrasi". Karena itu, seluruh gerakan demokrasi harus kembali menyusun agenda demokrasi mereka, baik dalam memperkuat konsep maupun jaringan.
"Yang diperlukan sekarang adalah strategi untuk membangun kekuatan bersama-sama untuk melawan konspirasi yang melibatkan politisi-politisi busuk yang sudah menjalin kekuatan dengan menggunakan institusi-institusi penegak demokrasi," tambahnya.
Ia menganggap, ancaman terbesar terhadap demokrasi di Indonesia adalah kegagalan orang-orang yang dipercaya rakyat menjadi anggota parlemen dan pejabat publik.
"Mereka gagal untuk membuktikan bahwa reformasi itu lebih bermanfaat dibandingkan masa lalu," katanya. (Ant/dna)
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Arip Musthopa, menyatakan, demokrasi Indonesia masih belum mapan dan menuntut tingkat partisipasi yang luas dari rakyat.
"Perubahan bangsa ke arah yang lebih baik, juga menuntut partisipasi luas dari rakyat. Dan Pemilu merupakan momentum atau pintu masuk ke arah tersebut," katanya di Jakarta, Kamis (20/11).
Hal tersebut dikatakan Arip Musthopa mengomentari tentang kejenuhan publik atas munculnya banyak partai, lengkap dengan iklan-iklannya yang membingungkan.
Kendati begitu, HMI menurut dia, tidak begitu sependapat dengan wacana golongan putih atau golput yang terus digembar-gemborkan sejumlah pihak, termasuk diberitakan beberapa media massa.
Golongan putih merupakan sebutan dari kelompok masyarakat yang tidak mau menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu.
"Kami berpendapat, Pemilu itu merupakan momentum atau pintu masuk ke arah perubahan yang lebih baik pada demokrasi Indonesia yang belum mapan," tegasnya.
Karena itu, ujarnya lagi, pihaknya menilai, gerakan golput yang diusung mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), merupakan bentuk pengingkaran atas upaya membangun demokrasi partisipatif dengan didasarkan pada kekecewaan pribadi serta kelompoknya.
Yang dibutuhkan saat ini, katanya, bukan apatis terhadap Pemilu seperti `golput` melainkan partisipasi aktif dengan menjadi dan membangun gerakan pemilih cerdas.
"Cerdas memilih adalah jalan keluar atas berbagai permasalahan bangsa saat ini," kata Arip Musthopa.
Sebelumnya, Gus Dur yang juga Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menyeru pimpinan PKB di daerah dari tingkat provinsi hingga kecamatan yang setia kepadanya untuk memboikot pemilu, baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) dan Pemilu Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
"Semua pemilu kita boikot," kata Gus Dur saat menggelar jumpa pers di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Jakarta, Rabu (19/11).
Aksi boikot tersebut, menurut Gus Dur, dilakukan dengan tidak mendaftarkan calon pada KPU dan KPU daerah, tidak berkampanye untuk siapa pun dan dengan sengaja menjauhi pendaftaran yang dilakukan oleh KPU setempat. (kpl/rif)














0 komentar: