CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 24 April 2012

SEDIAAN TABLET

1. Definisi tablet
•    Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 . Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 .
(http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html)
•    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak  dalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
(Formularium Nasional Edisi II, 310)
•    Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
(Ilmu Meracik Obat, 210)
•    Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
(ANSEL  Edisi IV, 244)
•    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengndung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
(FI III, 6)
•    Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk kering, Kristal atau granulat, umumnya dengan  penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai dengan menggunakan takanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang dan cakram, serta bentuk seperi telur atau peluru.
(Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 166)
•    The tablet is the most frequently prescribed commercial dosage form.
(The art, Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding, 161)
•    Tablets are solid dosage forms containing medicinal substances with or without suitable diluents.
(HUSA’A Pharmaceutical Dispensing, 55)
•    Tablets are used mainly for systemic drug delivery but also for local drug action.
(Pharmaceutics the Science of Dosage Form Design, 398)
•    Tablets may be defined as solid pharmaceutical dosage forms containing drug substances with or without suitable diluents and prepared by either compression or molding methods. (Remington 20 th, 858)
2.  Jenis-Jenis tablet
    * Jenis-jenis tablet
- Tablet kompresi
- Tablet kompresi ganda
- Tablet salut gula
- Tablet diwarnai coklat
- Tablet salut selaput
- Tablet kunyah
- Tablet effer vescent
- Tablet hipodermik
- Tablet larut
- Tablet hisap
- Tablet Salut enteric
- Tablet sublingual atau bukal
- Tablet triturate
- Tablet pembagi
- Tablet penglepas terkendali
     (http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html)
* Jenis-jenis tablet
- Tablet kompresi
- Tablet kompresi ganda
- Tablet salut gula
- Tablet diwarnai coklat
- Tablet salut selaput
- Tablet Salut enteric
- Tablet sublingual atau bukal
- Tablet kunyah
- Tablet effer vescent
- Tablet triturate
- Tablet hipodermik
- Tablet pembagi
- Tablet penglepas terkendali
(ANSEL  Edisi IV, 244)
  * Jenis-jenis tablet
         - Tablet Bukal
        - Tablet Sublingual
        - Tablet Implantasi
    (Moh. Anief.2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University)
    * Jenis-jenis tablet
        - Tablet peroral
        - Tablet Oral
        - Tablet parenteral
        - Tablet untuk penggunaan luar
    (Anonim. 1994.Buku pelajaran TEKFAR. Gajah mada University)
    * Jenis-jenis tablet
        - Tablet cetak
            - Tablet triturate
        - Tablet bukal
        - Tablet effervescent
        (Anonim. Farmakope IV. 1995)

3.  Keuntungan dan kerugian tablet !
    Keuntungan Tablet
1.    Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
2.    Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
3.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak.
4.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim.
5.    Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6.    Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah atau hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7.    Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.
8.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk di produksi secara besar-besaran.
9.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

    Kerugian Tablet
1.    Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
2.    Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavabilitas obat cukup.
3.    Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa ( bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu.

    Keuntungan Tablet :

1. Untuk Pengusaha
-  Sederhana dan memenuhi syarat-syarat ekonomi dalam pembuatannya.
-  Stabil dan mudah dalam pengepakan, pengiriman dan penyaluran.
2.  Untuk Penderita atau Konsumen
- Mudah dibawa, dosis tepat, rasanya menarik ( bila diminum tidak meninggalkan bekas rasa )

    Kerugian Tablet :
    Ketika tablet dirancang, dibuat, didistribusikan dan disimpan dengan suatu perwujudan yang penuh dari pembatasan yang dituntut oleh bahan kimia, phisik, dan kekayaan yang mengobati dari berbagai ramuan, ada sangat sedikit kerugian untuk mampu pengobatan tablet.
    Kerugian yang paling penting adalah bahwa beberapa individu mengalami suatu kesukaran yang psikologis di administrasi atau menelan dari suatu tablet. Suatu kerugian yang lebih sedikit adalah impracticalas yang umum dari menyiapkan tablet extemporaneously.


4.    Sifat dan pengujian tablet !
    Sifat Tablet
1.    Harus merupakan produk menarik ( bagus dilihat) yang mempunyai identitasnya sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pelunturan atau pemucatan, kontaminasi, dll.
2.    Harus mampu menahan guncangan mekanik selama produksi, pengepakan.
3.    Harus mempunyai kestabilan kimia dan fisika untuk mempertahankan kelengkapan fisiknya sepanjang waktu.
Dari segi lain :
1.    Harus dapat melepas zat berkhasiat dalam tubuh dengan cara yang dapat diramalkan serta tetap atau dapat diulang.
2.    Harus stabil secara kimia sepanjang waktu sehingga tidak memungkinkan terjadi pemalsuan atau penurunan mutu zat berkhasiat.

    Pengujian Tablet
Pengujian tablet dapat dilakukan dengan cara :
Keseragaman bobot tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang diteteapkan sebagai berikut : timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.
Bobot rata - rata    Penyimpangan bobo rata – rata dalam %
    A    B

25 mg atau kurang    15 %            30 %
26 mg sampai dengan 150 mg    10 %            20 %
151 mg sampai dengan 300 mg    7,5 %           15 %
Lebih dari 300 mg    5 %           10 %

Waktu hancur tablet tidak bersalut enteric alat tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm, diameter luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kassa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak no.4, berbentuk keranjang.
Keranjang disisipkan searah ditengah-tengah tabung kaca, diameter 45 mm, dicelupkan kedalam air bersuhu antara 36o dan 38o sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidak kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat diatas permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat dipermukaan air.
Cara: Masukkan 5 tablet dalam keranjang, turun naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke-5 tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.
Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu-persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.
Cakram penuntun terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan yang cocok, diameter lebih kurang 26 mm, tebal 2 mm, permukaan bawah rata, permukaan atas berlubang 3 dengan jarak masing-masing lubang 10 mm dari titik pusat. Tiap lubang terdapat kawat tahan karat diameter 0,445 mm yang dipasang tegak lurus permukaan cakram dan dihubungkan dengan cincin penuntun yang dibuat dari kawat jenis yang sama, diameter 27 mm. Jarak cincin penuntun dengan permukaan atas cakram 15 mm. Beda antara diameter caakram penuntun dengan diameter keranjang dalam sebaiknya antara 1 mm dan 2 mm. Bobot cakram penuntun tidak kurang dari 1,9 g dan tidak lebih dari 2,1 g.
Waktu hancur tablet bersalut enteric : Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan menurut cara tersebut diatas, air diganti dengan lebih kurang 250 ml Asam Klorida 0,06 N. Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut. Angkat keranjang, cuci segera tablet dengan air. Ganti larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8 atur suhu antara 36o dan 38o. Celupkan keranjang kedalam larutan tersebut. Lanjutkan pengujian selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet diatas kasa kecuali fragmen zat penyalut.
Jika tidak memenuhi syarat ini ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II & Farmakope Indonesia Edisi III)

5.  Kerusakan-kerusakan dalam pembuatan tablet.
    A. ( Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC : Jakarta)
1.    Binding : Kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada dinding ruang   cetakan.
2.    Sticking/picking : pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah karena permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicinnya kurang, atau massanya basah.
3.    Whiskering : Terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan sehingga terjadi pelelahan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
4.    Splitting/capping : Splitting adalah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet, terutama pada bagian tengah. Capping adalah membelahnya tablet di bagian atas. Penyebabnya :
a.    Kurangnya daya pengikat dalam massa tablet.
b.    Massa tablet terlalu banyak fine atau terlalu banyak mengandung udara sehingga udara akan keluar setelah di cetak.
c.    Tenaga yang di berikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan di cetak sukar keluar dan ikut tercetak.
d.    Formulanya tidak sesuai.
e.    Die dan punch tidak rata.
5.    Motling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
6.    Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurangnya tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.

B. (Lachman, Leon, Ph.D. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Penerbit Universitas Indonesia Press : Jakarta.
1.    Capping dan Laminasi : Capping adalah istilah yang di gunakan untuk menguraikan sebagian atau secara lengkap pemisahan bagian atas atau bawah dari mahkota tablet (crown) dari bagian utamanya. Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua atau lebih lapisan-lapisan yang berbeda. Permasalahan pada proses ini segera terlihat setelah pencetakan, tetapi capping dan laminasi dapat terjadi setelah satu jam atau satu hari.
2.    Pengelupasan dan Penempelan :  Apabila terjadi penempelan, diperlukan tenaga tambahan untuk  mengatasi gesekan antara tablet dengan dinding die selam pengeluaran tablet.
3.    Mottling : adalah keadaan di mana distribusi warna tablet tidak merata, dengan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan yang seragam. Penyebab Mottling adalah berbedanya warna obat dengan bahan penambah atau bila hasil urai obatnya berwarna.
4.    Variasi Berat : Berat tablet yang di cetak di tentukan oleh banyaknya granul didalam ruang cetak sebelum di cetak. Oleh karena itu factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pengisisan ruang cetak, akan mempengaruhi berat tablet dan variasi berat.
5.    Ukuran Granul dan Ukuran Distribusi Sebelum Pencetakan : Variasi dari rasio granul kecil sampai granul besar serta, besarnya perbedaan ukuran granul mempengaruhi bagaimana ruang antara partikel-partikel di isi.
6.    Aliran yang Kurang Baik : Bila aliran kurang baik, granul cenderung bergerak kembang kempis melalui alat pengisi, sehingga beberapa die tidak terisi dengan sempurna.
7.    Penyampuran yang Kurang Baik : Kadang-kadang bahan pelicir dan pelicin tidak terbagi dengan rata akibatnya aliran partikel terganggu sehingga granul tidak mengalir secara efisien ke dalam ruang cetak.
8.    Variasi Punch : Bila punch bagian bawah tidak sama panjang, isi dari masing-masing die berbeda karena isi itu volumetric.
9.    Variasi Kekerasan : Kekerasan tergantung pada berat dari materi serta ruangan antara punch atas dan bawah pada waktu pencetakan. Bila volume materi  atau jarak kedua punch berbeda, maka kekerasan tidak akan konsisten.
10.    Cetakan Ganda : Masalah ini hanya terjadi bila pada punch terdapat monogram atau profil (ukiran) lainnya.


7.  Data preformulasi untuk sediaan tablet meliputi :
a. Karakteristik keadaan padat
1.)    Deskripsi keadaan fisik
    Bentuk BA padat : granular, kubik, plat, asirkular, sferis, fibrous ( bentuk serat), angular, bentuk prisma. Bentuk ini akan mempengaruhi sifat akhir dan pengempaan pada cetak langsung, terutama jika mengandung persentase BA cukup tinggi. Oleh sebab itu penting sekali penelitian bentuk serbuk BA secara mikroskopik.

2.)    Ukuran partikel
    Ukuran partikek akan mempengaruhi absorpsi secara oral, misal griseofulvin, nitrofurantoin, spironolakton, dan bermacam steroid. Selain dari pada itu kesragaman kandunagn dalam sediaan padat dipengaruhi oleh ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel BA dalam massa tablet. Perhatikan terutam untuk bahan poten. Untuk tablet yang mengandung BA lebih kecil dari 2 mg setiap tablet, diperlukan pengontrolan ketat ukuran peartikel. Sebagai contoh, untuk keseragaman kandungan kurang lebih 10% dari tablet yang mengandung BA 2 mg hatus mempunyai partikel dv,vn <150 , untuk   ukuran partikel kritik turun menjadi <90  pada dosis 50 g, ukuran adalah 40 dan 25 m. Ruahan serbuk dengan ukuran partikel lebih besar dari limit ini tidak mungkin akan menghasilkan campuran yang memenuhi spesifikasi homogenitas.

3.)    Kristalinitas
    Akan menentukan kelarutan ( berarti ketrersediaan hayati) dan sifat saat pengempaan.

4.)    Sifat atau pengaruh termal ( granulasi )
    Pemanasan  atau pendinginan dapat mengawali perubahan secara dinamaik sifat BA dalam keadaan padat atau eksipien ( terutama selama granulasi dan pengeringan granul ). Selama proses BA, eksipien dapat menunjukan sifat endotermik dan eksotermik. Kemampuan bahan untuk mengabsorpsi atau desorpsi air perlu di evaluasi dengan membuat isoterm sorpsi uap air.

5.)    Polimorfisme
    Polimorfisme adalah kemampuan bhaan berada dalam lebih dari satu bentuk padat. Polimorfisme dapat menunjukan sifat seperti suhu lebur, morfologi, difraktrometri sinar X serbuk, spektrometri inframerah, laju disolusi interinsik, kelarutan dan stabilitas. Pada tempertaur dan tekanan  tertentu, hanya satu bentuk Kristal polimorfisme ( bahan ) yang secara termodinamika stabil. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk yang tidak akan berubah-ubah sehingga tidak akan mengalami perubahan dalam sediaan misalnya disolusi. Bentuk polimorfisme stabil selalau menunjukkan kelarutan yang kecil pada temperature tertentu. Dari plot van Hoft akan dapat dideteksi, apakah system bersifat monotropik atau enantiotropik. Sekitar separo dari 22 turunan asam barbiturat dan 11 dari 16 steroid menunjukkan polimorfisme.

6.)    Bentuk hidrat dan solvate
    Hidrat dikarakterisasi melalui mobilitas air dalam kisi Kristal. Untuk mendeskripsikan sifat air dalam kisi Kristal digunkan terminology “diffusible” dan “non diffusible”. Bergantuk pada kondisi penyimpanan, air “diffusible” dapat bergerak kedalam dan keluar Kristal melalui lubang
( channel ). Sebaliknya, air “ non diffusible” dapat menstabilkan kisi Kristal, air tidak bebas atau tidak reversible bergerak kedalam dan keluar Kristal. Oleh sebab itu , bentuk hidrat dan solvat ( pelarut kristalisasi bukan air) dapat menunjukkan ketersediaan hayati yang berbeda.
( 193 – 194 )
(Pengembangan Sediaan Farmasi)


8.  a) Pengertian granul
Granul merupakan sediaan multiunit brebentuk agglomerat dari partikel kecil serbuk. Granul merupakan hasil dari poroses granulasi yang bertujuan untuk meningklatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan atau agregat-agregat dalam bentuk yang beraturan.
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet.

b) Keuntungan dan kerugian granul
Sediaan granul (multunit) memiliki beberapa keunmtungan dan kerugian di bandingkan dengan sediaan tunggal. Keuntungannya antara lain, lebih mudah diperkirakan waktu pengosongannya dilambung, variasi absorpsinya rendah, dan memiliki resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping. Beberapa keerugian sediaan granul (multunit) di bandingkan sediaan tunggal antara lain, proses pembuatannya lebih sulit dan lebih mahal, dan proses pengisian kekapsul gelatin sulit terutama untuk partikel yang berbeda ukuran.

c) Pengujian granul
Parameter yang diamati adalah : uji homogenitas, uji sifat alir, uji kompresibilitas granul, dan uji distribusi ukuran granul.

Uji Sifat Alir (Aulton, 1988 ;Liebermann & Lachman, 1986)
Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30 derajat.

Uji Kompresibilitas (Aulton, 1988,FI IV 1995)
Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya, kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V).
Perhitungan : I = V0 –V x 100%
Keterangan : I = indeks kompresibilitas(%)
Vo = volume granul sebelum dimampatkan (mL)
V = volume granul setelah dimampatkan(mL)
Syarat : tidak lebih dari 20%.

Uji Kerapuhan Granul
Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisis granul. Dapat diamati lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di atas ayakan bertingkat yang digetarkan.

Uji Daya Serap Granul
Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet. Faktor yang mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung kompressi dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Bahan penghancur mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis setelah air masuk ke dalam tablet (Boyland, 2002). Pada pembuatan tablet ampisilin ini yang digunakan sebagai penghancur adalah Avicel PH 101 yang merupakan selulosa yang dapat menyerap air dan mengembang lalu pecah. Berat air yang diserap oleh granul adalah 0,2287 g, yang merupakan berat rata-rata dari 3 kali replikasi yang dihitung setelah berat ampul yang ditimbang konstan.

Uji Waktu Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk 100 g granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet.















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1972. Farmakope Indonesia Edisi II. Depkes RI : Jakarta
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta
Anonim. 1994. Buku Pelajaran TEKFAR. Gajah mada University Press : Yogyakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta
Anonim. 2008. Tablet. http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html. Diakses 15/04/2010. 
Ansel. 2005.  Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.  Universitas Indonesia : Jakarta
Anonim. 1996. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi
Goeswin Agoes. 2008.  Pengembangan Sediaan Farmasi. ITB : Bandung
Lachman. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II. Universitas Indonesia : Jakarta
Moh. Anief. 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press :  Yogyakarta
Voight Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

0 komentar: